Pada kendaraan terdapat dua roda yang
digunakan sebagai kemudi yang umumnya terdapat pada roda depan maka steering
wheel alignment ada yang menyebut front wheel alignment. Roda ini harus
bergerak halus dan akurat selama sistem kemudi dikerjakan sehingga mudah dalam
pengoperasian, harus stabil dan cepat kembali keposisi sebenarnya jika mendapat
beban dari jalan selain itu ban tidak boleh cepat aus, maka faktor faktor yang
harus diperhatikan pada roda tersebut :
Ø Kingpin inclination
angle
Pivot shaft dari roda kemudi dinamakan kingpin. Pada
struktur tipe rigid axle suspensi, roda akan berputar mengitari kingpin.
Umumnya kingpin tidak vertical dengan permukaan jalan, tetapi ada kemiringan
yang terlihat pada gambar. Sudut antara kingpin shaft dengan garis vertical
kepermukaan jalan dinamakan kingpin inclination angle. Kemiringan ini akan
membantu memberikan steering kestabilan dengan kecenderungan roda untuk kembali
keposisi langsung kedepan (posisi lurus) setelah diputar. Saat kemudi
dibelokkan, roda akan berputar dengan kingpin sebagai porosnya dan roda akan
cenderung naik yang akan mengakibatkan ada gaya reaksi untuk mengembalikan roda
keposisi awal. Besarnya kingpin inclination antara 58-88.
Ø Camber angle
Ketika axle dilihat dari depan kendaraan, akan terlihat
garis tengah ban tidak vertical tetapi akan miring membentuk sudut dengan arah
keluar yang dinamakan camber angle dengan besar sekitar 18. Ban akan cenderung
miring kedalam ketika unit mendapat beban atau muatan, maka adanya camber ini
akan menghilangkan efek tersebut.
Ø Toe-in
Ketika roda kemudi dilihat dari atas akan terlihat jarak yang
beda antara A dan B, A akan lebih pendek inilah yang dinamakan toe-in. Ketika
unit belok maka membentuk suatu radius yang titik pusatnya jika ditarik garis
ke titik tengah masing-masing roda kemudi akan membentuk dua garis yang berbeda
oleh karena itu agar beban jalan ke masing-masing roda sama dan tidak terjadi
slip pada roda bagian dalam maka sudut untuk roda kemudi bagian luar harus
lebih tajam sehingga diperlukan toe-in.
Ø Caster angle
Biasanya kingpin jika dilihat dari sisi samping kendaraan akan
miring kebelakang dari garis vertical yang dinamakan caster. Hal ini akan
membuat kemudi lebih mudah dan roda akan cenderung untuk bergerak maju atau
mundur kembali. Besarnya caster anglebiasanya 18-28.
Front drive axle
Front drive axle
terdapat final gear, differential gear, axle housing,axle shaft,dan universal
joint (Birfield joint).
BIRFIELD
JOINT
REAR AXLE
Rear axle akan
menyangga beban dan meneruskan tenaga penggerak keroda belakang yang
disebut juga driving axle. Bagiannya yaitu rear axle housing, axle shaft dan
bearing roda. Selain itu ada rear axle yang tidak meneruskan tenaga atau dead
axle. Rear axle tipe rigid digunakan pada kendaraan sedang dan
heavy-duty.Berdasar metode pembebanan pada axle shaft, terdiri dari :
Ø Half Floating Type
Roda dipasang langsung pada axle shaft. Axle shaft ini didukung
oleh axle housing melalui bearing. Axle shaft dan axle housing menerima beban
yang sama diteruskan ke roda. Bagaimanapun axle shaft akan menerima moment
bending yang dihasilkan oleh gaya vertical, melintang dan memanjang pada
roda serta momen torsi yang dihasilkan oleh tenaga kendali (driving). Tipe
ini banyak digunakan untuk kendaraan kecilsebab strukturnya sederhana dan hanya
untuk beban ringan.
Ø Full Floating Type
Masing-masing roda didukung oleh axle housing melalui dua
tapered roller bearing . Momen bending dihasilkan oleh gaya vertical, melintang
dan memanjang dari roda semuanya diterima axle housing sedangkan axle shaft
meneruskan tenaga driving dan hanya menerima momen torsi yang dihasilkanoleh
tenaga driving tersebut. Tipe ini dipakai untuk kendaraan sedang dan
heavy-duty. Axle shaft dapat dilepas dan pasang dengan mudah daripada tipe
lainnya.
Ø ¾ Floating Type
Struktur tipe ini antara tipe half floating dan full floating.
Roda didukung oleh axle housing melalui sebuah bearing. Axle shaft sangat mudah
menyalurkan kekuatan driving. Karena itu hampir ¾ momen bending dari beban
vertical dan melintang oleh roda akan diteruskan ke axle housing. Axle shaft
menerima momen torsi dan momen bending ¼ dari beban melintang. Tipe ini jarang
digunakan karena strukturnya komplek.
Struktur Rear Axle
Berdasar fungsinya rear axle diklasifikasikan menjadi dua yaitu
live axle dan drive axle.
Drive Axle
Bentuknya bervariasi
tergantung dari jenis kendaraan. Axle housing berfungsi menutup dan melindungi
axle shaft, mendukung berat kendaraan dan beban. Final gear terpasang dekat
dengan bagian tengah axle housing. Axle housing dapat diklasifikasikan :
1.
Banjo type
Tipe ini mudah dibuat sehingga saat ini banyak digunakan
2.
Build-up type
Tipe ini mempunyai struktur yang
paling komplek, dibanding yang lain.
3. Split type
Axle housing terpisah antara bagian
kiri dan kanan. Final gear terpasang ditengah dengan menggunakan bolt untuk
menghubungkannya. Pada tipe ini pemeriksaan dan pengadjustan differential
carrier (final gear) lebih sulit dari tipe lain.
Axle shaft akan meneruskan tenaga melalui final gear dan
differential gear ke roda. Hub terpasang pada kedua sisi axle housing melalui
dua bearing pada masing-masing sisi. Brake drum dan disc roda terpasang pada
hub. Tapered roller bearing digunakan pada rear axle karena adanya beban
melintang dari roda.
Dead Axle
Dead axle tidak meneruskan tenaga, tetapi hanya mendukung beban
pada roda sehingga tidak ada final gear atau axle shaft. Yang terdapat pada
axle tipe ini hanya shaft dimana ujungnya terdapat bearing. Komponen hub disini
pada dasarnya sama seperti drive axle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar